Selamat Datang di Blog KEMPE yang tersaji banyak informasi

Saturday, May 21, 2016

LATE POST !!!!!!

Pameran Literasi Informasi

Pameran Literasi Informasi
“Meneloesoeri Jejak Kuliner Nusantara: Di balik rasa tersirat berbagai cerita”
Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

  



 Ternyata kegiatan Pameran Literasi Informasi yang akan berlangsung selama dua hari, yaitu pada hari selasa-rabu, 17-18 Mei 016 di mulai pada pukul 08.00 s/d 16.00 WIB, bertempat di Lobby perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Marsda Adisucipto, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan yang di motori oleh mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan pada hari pertama kemarin acara di buka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas adab dan Ilmu Budaya, Bapak Dr. Hisyam Zaini, MA.

BERWISATA DI CURUG BANYUNIBO,JURANG PULOSARI DAN SENDANG NGEMBEL


            Bagi kalian yang belum pernah datang kesini pasti akan menyesal, Kedua wisata ini sangat terpencil keberadaannya yaitu di tengah desa yang beum tentu semua orang mengetahuinya.
Curug Banyunibo berada di Dusun Kabrokan Kulon, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul. Menurut petugas parkir di sana, Curug ini belum didaftarkan di dinas pariwisata secara resmi. Walau begitu, tempat ini sudah didatangi oleh pengunjung setiap harinya sekalipun belum banyak. Ada dua pintu untuk bisa menuju tempat ini. Kami berjalan menuju lokasi dengan suasana alam yang erat dengan alam ‘ndeso’ yang indah dan rindang. Banyak pepohonan, melewati sungai kecil ditambah dengan kicauan burung yang menambah keaslian alam di tempat ini. Dari kejauhan, tampaklah sebuah air terjun yang gagah berdiri dengan gemercik airnya yang sangat menggoda. 
Awalnya kami hanya berfoto di aliran sungainya yang dangkal. Namun karena keseruan pengunjung lain yang bisa mencapai atas air terjun ini, akhirnya kami tergoda untuk naik setapak demi setapak dan mengabadikan momen yang penuh dengan keindahan alam ini. Curug Banyunibo ini lebih mirip seperti lereng jurang dari bebatuan kapur yang kemudian dilewati oleh aliran air. Airnya sangat jernih, dengan pantulan warna kehujauan yang berasal dari tanaman lumut yang tumbuh di antara sela-sela bebatuan. Air yang mengalir cuma tergantung musim hujan atau tidaknya, jika musim kemarau air di banyunibo hanya sedikit yang mengalir tetapi jika musim hujan maka air yang mengair sangat deras hal tersebut dapat menarik wisatawan untuk mendatanginya.

  
Menonton Kesenian Kuda Lumping  Di Bantul



    Berbagai budaya unik dapat dinikmati di Kabupaten Bantul Yogyakarta tepatnya di Pajangan
tergelar pagelaran unik jaran kepang Masyarakat dapat nikmati gerak tari gemulai dan tononan yang juga menegangkan. Gerak tari diiringi gamelan membuat pemain jaran kepang nari kesenangan
Dengan sontak irama gamelan membuat pemain jaran kepang ndadi kesurupan
Makan menyan,makan kulit kelapa dan makan pecahan kaca serta terus  ikuti suara gamelan sambil pecut menimpa badannya Sungguh pesona tari budaya asli Indonesia, Banyak masyarakat berbondong bondong untuk menyaksikan kesenian ini.

Berikut cerita Riwayat Tarian Kuda Lumping:

     Tarian tradisional yang dimainkan pada "pola tidak" oleh rakyat biasa telah lahir dan menyukai masyarakat, terutama di Jawa, karena kerajaan kuno yang dapat dilakukan. Awalnya, menurut sejarah, seni kuda lumping lahir sebagai simbol bahwa manusia juga memiliki kemampuan (keunggulan) dalam menghadapi musuh atau terhadap elite kekuasaan yang memiliki tentara kerajaan. Selain itu, juga sebagai media untuk menyajikan hiburan yang murah tapi fenomenal kepada rakyat banyak. Sekarang, seni kuda lumping masih menjadi sebuah pertunjukan yang cukup membuat hati penonton terpikat. Meskipun keberadaan peninggalan budaya mulai bersaing ketat dengan masuknya seni dan budaya asing ke tanah air mereka, tarian masih menunjukkan daya tarik tinggi. Sampai saat ini, kami tidak tahu siapa atau di mana kelompok-kelompok masyarakat yang memicu (dibuat) kuda lumping pertama kalinya. Bahkan, seni kuda lumping ditemukan di banyak daerah dan masing-masing mengakui sebagai salah satu seni budaya tradisional mereka. Termasuk, menunjukkan beberapa waktu lalu, diakui juga oleh orang-orang dari Johor di Malaysia sebagai miliknya di samping Reog Ponorogo. Penyebaran fenomena seni kuda lumping di berbagai tempat, dengan berbagai pola, bisa menjadi indikator bahwa seni budaya yang tampak penuh sihir kembali "meningkat" sebagai seni budaya yang patut diperhatikan sebagai seni asli Indonesia.
Aku tidak tahu apa yang bisa membuat pemain seperti orang kesurupan. Dilihat dari cara permainannya, para penari kuda lumping seperti memiliki kekuatan yang luar biasa, bahkan tampaknya memiliki kekuatan supranatural. Seni tari yang menggunakan kuda palsu yang terbuat dari anyaman bambu dan diiringi oleh musik gamelan seperti gong, kenong, perkusi dan terompet itu, mampu membuat penonton terkesan oleh setiap atraksi penunggan (penari) kuda lumping. Hebatnya, penari tradisional lumping dari kuda asli umumnya dimainkan oleh gadis-gadis yang berpakaian seperti tentara kerajaan anak. Saat ini, playersmany kuda lumping lebih dilakoni oleh anak laki-laki. Suara prod (cambuk) para pemain yang sengaja dikenakan seni ini, menjadi awal permainan dan masuknya kekuatan mistis yang bisa menghilangkan kesadaran-pemain. Dengan pendakian kuda anyaman bambu, pergelangan kaki kuda penunggan diberi kerincingan ini mulai berjingkrak, melompat berguling-guling di tanah.


Selain melompat, penari kuda lumping itu atraksi lainnya, seperti makan kaca dan mengupas kelapa dengan giginya. Kaca (gelas) yang dimakan adalah bola lampu biasa seperti lampu-lampu rumah kita. Dia rajin makan seperti pecahan orang kelaparan, tidak meringis kesakitan dan tidak ada darah pada saat ia makan kaca-pecahan. Bila dilihat dari kuda lumping permainan keseluruhan, terdengar prod seri tak berujung atraksi yang tampil mendominasi. Agaknya, setiap prod dengan sipenunggang melawan dirinya sendiri, yang pada bagian tubuh kaki atau lainnya, akan memberikan efek magis. Artinya, ketika panjang retak dari anyaman rotan dan pada kaki dan mengayunkan tubuhnya, kuda lumping penari akan merasa lebih kuat, lebih kuat, lebih Digdaya. Umumnya, dalam kondisi itu, ia akan semakin liar dan kuasa melakukan hal-hal muskil dan tidak masuk akal manusia normal dan sehat.