Menonton Kesenian Kuda Lumping Di
Bantul
Berbagai budaya unik dapat dinikmati di Kabupaten Bantul Yogyakarta tepatnya di Pajangan
tergelar pagelaran unik jaran kepang Masyarakat dapat nikmati gerak tari
gemulai dan tononan yang juga menegangkan. Gerak tari diiringi gamelan membuat pemain jaran kepang nari kesenangan
Dengan sontak irama gamelan membuat pemain jaran kepang ndadi kesurupan
Makan menyan,makan kulit kelapa dan makan pecahan kaca serta terus ikuti
suara gamelan sambil pecut menimpa badannya Sungguh pesona tari budaya asli Indonesia, Banyak masyarakat berbondong bondong
untuk menyaksikan kesenian ini.
Berikut cerita Riwayat Tarian Kuda Lumping:
Tarian tradisional yang dimainkan pada "pola tidak" oleh rakyat
biasa telah lahir dan menyukai masyarakat, terutama di Jawa, karena kerajaan
kuno yang dapat dilakukan. Awalnya, menurut sejarah, seni kuda lumping lahir sebagai simbol bahwa manusia juga
memiliki kemampuan (keunggulan) dalam menghadapi musuh atau terhadap elite
kekuasaan yang memiliki tentara kerajaan. Selain itu, juga sebagai media untuk
menyajikan hiburan yang murah tapi fenomenal kepada rakyat banyak. Sekarang, seni kuda lumping masih menjadi sebuah pertunjukan yang cukup
membuat hati penonton terpikat. Meskipun keberadaan peninggalan budaya mulai
bersaing ketat dengan masuknya seni dan budaya asing ke tanah air mereka,
tarian masih menunjukkan daya tarik tinggi. Sampai saat ini, kami tidak tahu
siapa atau di mana kelompok-kelompok masyarakat yang memicu (dibuat) kuda lumping pertama kalinya. Bahkan, seni kuda lumping
ditemukan di banyak daerah dan masing-masing mengakui sebagai salah satu seni
budaya tradisional mereka. Termasuk, menunjukkan beberapa waktu lalu, diakui
juga oleh orang-orang dari Johor di Malaysia sebagai miliknya di samping Reog
Ponorogo. Penyebaran fenomena seni kuda lumping di berbagai tempat, dengan
berbagai pola, bisa menjadi indikator bahwa seni budaya yang tampak penuh sihir
kembali "meningkat" sebagai seni budaya yang patut diperhatikan
sebagai seni asli Indonesia.
Aku tidak tahu apa yang bisa membuat pemain seperti orang kesurupan. Dilihat
dari cara permainannya, para penari kuda lumping seperti memiliki kekuatan yang luar biasa,
bahkan tampaknya memiliki kekuatan supranatural. Seni tari yang menggunakan
kuda palsu yang terbuat dari anyaman bambu dan diiringi oleh musik gamelan
seperti gong, kenong, perkusi dan terompet itu, mampu membuat penonton terkesan
oleh setiap atraksi penunggan (penari) kuda lumping. Hebatnya, penari
tradisional lumping dari kuda asli umumnya dimainkan oleh gadis-gadis yang
berpakaian seperti tentara kerajaan anak. Saat ini, playersmany kuda lumping
lebih dilakoni oleh anak laki-laki. Suara prod (cambuk) para pemain yang
sengaja dikenakan seni ini, menjadi awal permainan dan masuknya kekuatan mistis
yang bisa menghilangkan kesadaran-pemain. Dengan pendakian kuda anyaman bambu,
pergelangan kaki kuda penunggan diberi kerincingan ini mulai berjingkrak,
melompat berguling-guling di tanah.
Selain melompat, penari kuda lumping itu atraksi lainnya, seperti makan kaca dan
mengupas kelapa dengan giginya. Kaca (gelas) yang dimakan adalah bola lampu
biasa seperti lampu-lampu rumah kita. Dia rajin makan seperti pecahan orang
kelaparan, tidak meringis kesakitan dan tidak ada darah pada saat ia makan
kaca-pecahan. Bila dilihat dari kuda lumping permainan keseluruhan, terdengar
prod seri tak berujung atraksi yang tampil mendominasi. Agaknya, setiap prod
dengan sipenunggang melawan dirinya sendiri, yang pada bagian tubuh kaki atau
lainnya, akan memberikan efek magis. Artinya, ketika panjang retak dari anyaman
rotan dan pada kaki dan mengayunkan tubuhnya, kuda lumping penari akan merasa
lebih kuat, lebih kuat, lebih Digdaya. Umumnya, dalam kondisi itu, ia akan
semakin liar dan kuasa melakukan hal-hal muskil dan tidak masuk akal manusia
normal dan sehat.